Pembukaan
Dulu, kita paham kalau malam identik dengan tidur. Setelah matahari tenggelam, tubuh dan pikiran ikut tenang. Tapi sekarang, malam justru jadi waktu yang paling sibuk. Banyak orang tidur larut malam, bahkan begadang sampai pagi.
Kenapa bisa begitu?
Apa yang sebenarnya kita cari saat semua orang tidur, tapi kita tetap melek ?
Isi
1. Ada Cahaya Yang Tak Padam
Sekarang, malam tidak lagi gelap. Ada lampu, smartphone, televisi, komputer—semuanya membuat kita merasa siang belum berakhir.
Dengan cahaya yang terus menyala, tubuh kita kebingungan.
Jam biologis pun jadi kacau.
Pernahkah kita bertanya,
"Kapan terakhir kali kita benar-benar mematikan semua cahaya dan hanya menikmati sunyi?"
2. Tuntutan Hidup yang Tak Selesai
Pekerjaan, tugas, target, tekanan... semuanya terasa belum cukup dikerjakan di siang hari. Akhirnya, malam dijadikan waktu untuk mengejar yang tertinggal.
Tapi apakah kita begadang karena benar-benar perlu?
Atau karena merasa bersalah jika terlalu cepat istirahat?
3. Dunia Hiburan Tanpa Batas
Dulu hiburan terbatas. Sekarang, tinggal scroll—film, musik, game, semuanya bisa diakses kapan saja.
Malam pun terasa seperti taman bermain yang tidak pernah tutup.
Tapi, apakah kita sedang menghibur diri?
Atau justru sedang melarikan diri dari rasa sepi?
4. Malam Adalah Waktu untuk Diri Sendiri
Siang hari penuh tuntutan. Tapi malam? Tak ada yang mengganggu. Hanya ada kita dan pikiran kita sendiri.
Mungkin inilah alasan sebenarnya.
Malam memberi ruang untuk merasa bebas.
Tapi…
Bebas dari apa?
Dan kenapa kebebasan itu justru kita temukan saat semua orang tertidur?
Penutup
Semakin modern hidup kita, semakin jauh kita dari ritme alamiah. Begadang bukan sekadar soal tidur terlambat. Kadang, itu adalah bentuk pelarian. Kadang, itu satu-satunya waktu kita bisa jadi diri sendiri.
Tapi tetap saja...
Apakah begadang membuat kita lebih bahagia?
Atau justru kita sedang kehilangan sesuatu yang tidak kita sadari?
Apa kita sedang benar benar mencari sesuatu sampai begadang?
Begadang jangan begadang
BalasHapus