Pembukaan
Dulu pernah bicara dengan yakin.
Pernah berjanji dengan mata yang teguh dan suara yang meyakinkan.
Tapi waktu berjalan… dan tiba-tiba semuanya berubah tanpa bicara, tanpa penjelasan.
Seseorang membuat keputusan baru. Sendiri.
Tak peduli ada yang masih menggenggam janji lama.
Tak memikirkan siapa yang harus menanggung akibat dari pilihannya.
Lalu kita bertanya…
Bolehkah seseorang mengubah arah begitu saja, tanpa menoleh pada apa yang pernah ia janjikan?
Apakah perubahan baru menghapus tanggung jawab lama?
Isi
1. Ketika Satu Keputusan Mengubah Banyak Hal
Satu perubahan mungkin tampak sederhana bagi yang memutuskan,
tapi bisa mengguncang dunia bagi yang terdampak.
Bagaimana jika keputusan sepihak itu memutus harapan yang telah dirawat?
Bagaimana jika yang hilang bukan hanya rencana, tapi juga rasa percaya?
Apakah orang yang memutuskan sendiri,
masih bisa mengerti seberapa dalam luka yang ditinggalkan?
2. Janji Lama yang Ditinggalkan di Tengah Jalan
Kita semua pernah berubah pikiran.
Tapi adakah yang lebih menyakitkan daripada ditinggalkan tanpa penjelasan,
setelah semua kesepakatan di masa lalu?
Apa arti janji jika ia mudah dilupakan?
Apa arti komitmen jika bisa dipatahkan sepihak?
Dan yang lebih mengusik lagi:
Kalau dulu bisa begitu yakin, kenapa sekarang begitu mudah pergi?
3. Tanpa Melihat Konsekuensi, Siapa yang Menanggung?
Seringkali, yang mengubah keputusan merasa bebas.
Tapi lupa bahwa kebebasan datang bersama tanggung jawab.
Jika orang lain harus menambal luka yang bukan ia ciptakan,
lalu… siapa sebenarnya yang dewasa dalam keadaan ini?
Penutup
Perubahan itu wajar. Tapi…
apakah perubahan itu harus selalu berarti meninggalkan tanpa berpamitan?
Apakah keputusan baru harus datang dengan pengabaian terhadap dampaknya?
Mungkin bukan soal boleh atau tidak mengubah arah.
Tapi soal keberanian untuk melihat ke belakang sebelum melangkah ke depan.
Soal menghormati jejak yang dulu kita tanam bersama orang lain.
Dan pada akhirnya, kita pun akan bertanya:
Jika hari ini kita bisa mengubah keputusan sepihak,
masih pantaskah kita berharap orang lain tetap mempercayai kita esok hari?
Komentar
Posting Komentar